Kurang lebih 8 tahun terakhir
industri pelumas di Indonesia dibanjiri oleh merk-merk pelumas baru, dari mulai
brand Internasional hingga lokal. Hal ini disebabkan karena bisnis sektor ini
dirasakan sangat menjanjikan. Informasi yang kami peroleh dari customer kami di
lapangan dilaporkan banyak sekali produk-produk pelumas baru yang ditawarkan.
Satu hari bisa 5 hingga 10 Sales pelumas yang datang maupun menelepon
menawarkan pelumas.
Disatu sisi customer senang
karena merasa tidak perlu bersusah payah lagi mencari kebutuhan pelumas untuk
pabrik, tapi disisi lain mereka dibuat bingung karena banyaknya beredar pelumas yang tidak jelas.
Bayangkan saja jika semua supplier mengaku sebagai Distributor resmi/Sole
agent/Dealer resmi dari suatu brand tertentu. tapi dengan harga yang
berbeda-beda yang terpaut cukup jauh, dan parahnya mereka semua menjamin bahwa
produknya adalah asli.
Memang tuntutan SOP Pembelian
perusahaan besar adalah harus membeli di penjual resmi dan produk yang dibeli
haruslah ASLI (original product). Untuk itu kami akan memberikan sedikit
pengetahuan bagi anda terutama Bagian
Pembelian agar tidak salah membeli oli/pelumas :
Membeli di jalur yang benar.
Biasanya pelumas brand
Internasional membuat jaringan distribusi pemasarannya dengan bermitra dengan
perusahaan lokal. Agar jaringan terpelihara dan tidak overlap, jaringan ini
dibagi-bagi sesuai area pemasaran. Jadi misalnya untuk area satu propinsi
mereka memiliki 1 Distributor Resmi/Dealer Resmi. Dan tentunya harga pelumas
tidak akan terpaut jauh antar distributor beda propinsi.
Untuk memastikan bahwa
distributor yang menawarkan resmi atau tidak, bisa ditanyakan adanya Surat
Penunjukan dari Principal brand tersebut. Dan lihat apakah Surat tersebut masih
berlaku apa sudah kadaluwarsa? karena biasanya Principal mencantumkan batasan
berlakunya surat tersebut (biasanya 1 Tahun).
Jika masih belum yakin dengan
Surat Penunjukan Kedistributoran (karena biasanya hanya dikirim melalui fax dan
mungkin juga dipalsukan), Anda bisa mengeceknya langsung ke Principal dengan cara
menelepon atau melalui email. Misalnya untuk produk pelumas BP-Castrol bisa
ditanyakan ke Principalnya di Indonesia yakni PT. Castrol Indonesia. Juga
berlaku untuk brand-brand Internasional lainnya.
Jangan tergiur harga yang murah
Saat ini di Indonesia banyak
beredar produk pelumas palsu, menurut republika
separuh oli yang beredar di Indonesia adalah palsu. Modusnya bermacam-macam,
antara lain:
Mengganti kemasan
(mengganti baju)
Modus ini yang paling aman bagi “supplier
oli palsu” dan paling minimal resiko kerusakan mesin di Customer. Jadi caranya
adalah memindahkan isi pelumas berharga lebih murah (kualitas rendah) ke dalam
kemasan pelumas berharga lebih mahal (kualitas tinggi). Dengan cara inilah supplier
oli palsu mendapat keuntungan dan hanya mengeluarkan biaya “ganti baju” yang
berkisar 200 ribu – 300 ribu per drumnya.
Biasanya mereka men-setting harga
penawaran awal mendekati harga oli asli-nya, ketika negosiasi dengan Bagian
Purchasing mereka dengan mudah bisa menurunkan harga cukup jauh dari harga
penawaran, bahkan hingga 30% dari harga awal, suatu hal yang tidak rasionable. Karena
seperti oli Pertamina saja hanya memberikan range margin nett untuk Dealernya
di kisaran 20% dari harga Price List yang mereka terbitkan.
Kemudian mengapa dianggap minimal
resiko kerusakan pada mesin? Ya karena oli yang diganti kemasannya itu adalah
oli yang satu type/equivalent. Misalnya oli mesin brand A (kualitas rendah)
akan menggantikan oli mesin brand B (kualitas bagus) sehingga ketika dipakai di
mesin tidak akan berdampak jangka pendek, tapi untuk jangka panjang tetap bisa
mengakibatkan kerusakan atau mengurangi usia part mesin.
Menggunakan Pelumas
Daur Ulang
Beberapa Supplier juga menjual
oli kualitas rendah yang berasal dari oli limbah yang diproses lagi dengan
standar produksi yang minim. Jika biasanya brand-brand besar seperti BP,
Castrol, Total Oil, Gulf Oil, Pertamina, dalam produksinya memakai base oil
baru hasil pertambangan minyak bumi, maka brand-brand yang tidak jelas akan
menggunakan base oil dari hasil limbah yang dikumpulkan. Biasanya kategori
standar industrinya adalah home industri. Mereka juga biasa menerima pesanan
oli apa saja.
Pelumas KW1, KW2,
KW3 dan KWSuper
Beredar pula di pasaran
oli/pelumas dengan istilah KW1, KW2, KW3 dan KWSuper. Seperti barang-barang
yang biasa dipalsukan lainnya, di dunia pelumas juga ada pelumas dengan istilah
tersebut. Seperti untuk barang-barang lain, Pelumas KW1 akan lebih bagus
daripada Pelumas KW2, Pelumas KW2 lebih bagus daripada Pelumas KW3 dan paling
bagus Pelumas KW Super.
Dikatakan bagus jika berdasarkan
uji laboratorium, range penyimpangan hasil uji tidak terlalu jauh dengan oli
asli-nya (sama/mirip). Kemudian jumlah parameter yang masih masuk range juga
banyak. Misalkan Pelumas KW1 pasti akan memiliki lebih banyak nilai parameter
yang sama/mirip dengan oli asli-nya, jika dibanding Pelumas KW2.
Biasanya parameter yang di uji
adalah tes berat jenis (Specific Gravity); viskositas (Kinematic Viscosity); kadar
air (Water Content); TBN (Total Base Number); titik nyala (Flash Point); titik
tuang (Pour Point), dsb. Pemalsuan ini berlaku untuk semua jenis merk pelumas.
Jadi jangan tergiur dengan harga
Pelumas yang murah, karena berapapun anda tawar atau minta discount, bisa
mereka sediakan. Karena mereka tinggal menyesuaikan saja Pelumas KW berapa yang
harganya masuk dengan permintaan anda.
Kami sebagai Distributor Resmi
Pelumas dari beberapa merk terkenal hanya menyediakan oli/pelumas industri ASLI
(original) yang terjamin mutu dan kualitasnya sesuai spesifikasi produk.
Perusahaan kami juga pemegang Surat Penunjukan dari beberapa Principal besar
seperti BP-Castrol, Total Oil, Gulf Oil, juga Rocol (sole agent se-Indonesia),
CPI Engineering (sole agent se-Indonesia). Dengan pengalaman 20 Tahun lebih di
bisnis ini, kami menjamin kepuasan anda sebagai pelanggan pengguna oli/pelumas
untuk sektor industri.
Kami sudah lama mensupplai kebutuhan
pelumas ke perusahaan-perusahaan besar seperti Toyota Motor Manufacturing
Indonesia, Krakatau Steel Tbk, Bayer Indonesia Tbk, Chandra Asri Petrochemical
Tbk, PLN (Persero), Indonesia Power, Sinar Mas Group, Sinar Sosro, Sharp Electronics
Indonesia, dsb.